Gizi Seimbang Saat Berpuasa

0

Bookmark and Share

Menurunnya keuatan tubuh saat berpuasa adalah hal yang wajar. Rasa lemas memang sering melanda, asal tidak berlebihan. Namun, jika Anda sampai merasakan sakit kepala yang teramat sangat, pandangan mata mulai berkunang-kunang dan gelap, tentu hal itu harus segera diwaspadai. Sebagai tindakan pertama, memeriksakan diri ke dokter adalah hal yang dianjurkan, apalagi melakukan general check up.
Salah satu kemungkinan penyebab gejala di atas adalah turunnya kadar gula darah. Gula darah merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Jika sel-sel tubuh kekurangan energi, Anda akan merasa lemas. Untuk sel-sel otak, gula bahkan menjadi satu-satunya sumber energi.
Kekurangan gula darah dapat menyebabkan gangguan pada sel-sel otak. Salah satu akibatnya adalah pusing, sempoyongan, dan pandangan berkunang-kunang. Turunnya kadar gula darah dapat disebabkan oleh adanya gangguan metabolisme karbohidrat atau pola makan yang kurang baik. Untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan metabolisme, ada baiknya Anda memeriksakan diri ke dokter. Pola makan yang tidak tepat, terutama saat puasa, pun dapat menyebabkan kadar gula darah menjadi tidak stabil.
Kebutuhan gizi saat berpuasa sebenarnya sama dengan ketika tidak sedang berpuasa yaitu karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral dalam jumlah seimbang. Namun saat berpuasa, tubuh tidak mendapat asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup panjang yaitu sekitar 14 jam.
Agar tetap dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sel-sel tubuh harus mendapatkan gizi dan energi dalam jumlah yang cukup setiap saat. Oleh karena itu, kita harus bisa mengatur agar tubuh tetap memiliki energi saat tidak menerima asupan zat gizi saat puasa. Energi ini berasal dari “bahan makanan sumber energi” yang terdapat dalam makanan yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Sementara itu, vitamin dan mineral berguna untuk membantu proses pembentukan energi dari bahan-bahan tersebut.
Walaupun sama-sama merupakan bahan makanan sumber energi, karbohidrat, protein, dan lemak memiliki sifat yang berbeda. Karbohidrat, terutama dalam bentuk gula, sangat cepat diproses sel-sel tubuh menjadi energi. Dengan demikian, gula dapat dikatakan sebagai energi instan. Kelebihan gula kemudian akan disimpan sebagai cadangan energi. Sebaliknya, protein dan lemak memerlukan waktu yang lebih lama untuk dicerna tubuh sehingga keduanya kurang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan energi secara instan. Kedua zat gizi ini lebih banyak berperan sebagai cadangan energi.
Perbedaan sifat ketiga bahan tersebut menjadi anjuran untuk mengonsumsi makanan selama bulan puasa. Saat berbuka, kita disarankan untuk memakan makanan yang manis terlebih dahulu agar energi yang terkuras saat berpuasa seharian segera terganti dengan energi yang berasal dari gula. Kurma atau madu adalah beberapa jenis makanan pembuka yang disarankan. Satu jam atau lebih setelah berbuka, barulah makan makanan dengan porsi dan kandungan gizi lengkap.
Sebaliknya, saat sahur menjadi waktu yang tepat untuk menyiapkan cadangan energi. Pada saat ini, asupan protein sebaiknya diperbanyak agar dapat disimpan sebagai cadangan yang akan diubah secara bertahap menjadi energi sepanjang hari selama berpuasa. Ikan, daging, ayam, telur, dan susu adalah contoh sumber protein yang baik. Dengan demikian, tubuh akan tetap terpenuhi kebutuhan energinya walau tidak makan dalam rentang waktu yang panjang.
Banyak orang yang kurang tepat mengatur pola makannya saat berpuasa. Mereka cenderung makan sebanyak-banyaknya saat berbuka dan makan secukupnya saat sahur. Padahal, pola makan yang baik adalah makan secara bertahap saat berbuka dan makan dalam jumlah yang cukup saat sahur.
Pengaturan komposisi zat gizi pun cenderung kurang diperhatikan. Sebaiknya, tetaplah makan dengan gizi seimbang dengan lebih banyak makan makanan yang mengandung karbohidrat saat berbuka dan melebihkan protein saat sahur. Makan sayur dan buah pun mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral bagi tubuh.
Bagaimana dengan makanan berlemak?
Makanan berlemak tetap boleh dikonsumsi, baik saat berbuka, sahur, maupun di antara keduanya, asalkan dalam jumlah yang cukup. Walaupun tinggi kalori, lemak cenderung sulit dicerna sehingga baik dikonsumsi saat sahur. Saat berbuka, sebaiknya kurangi konsumsi lemak karena dapat menyebabkan gangguan pada lambung sebagai akibat meningkatnya produksi asam lambung.
Dengan gizi yang seimbang, tubuh pun akan tetap sehat selama berpuasa.
Read More >>